규현 & 서현, >>>SILENT<<<
“Disaat aku terbangun, aku menyadari
ini memang nyata. Entah berapa kali aku menyakitinya. Untuk mendapat ma’af
darinya pun aku sungguh tak pantas. Jadi berhakkah aku atas dirinya? Jongmal
mianhae….”
=규현=
Title
: 규현& 서현, >>>SILENT<<<
Author
: NifFa_Nida Mufidah
Genre
: Romance..(?)
Cast
: Kyuhyun (규현) & Seohyun (서현)
Type : Chapter
1 to....
Disclaimer : “Author hanya memiliki story line,
semua cast yang didalamnya hanya pinjaman. Mereka semua milik Tuhan, diri
mereka sendiri, dan orang tua mereka.” Mian untuk typo yang bertebaran tidak
sengaja di ff ini. Don’t Bash, Don’t Plagiat, Don’t copy...
Happy Reading….^^
Kyuhyun (규현) Side, >>>SILENT<<<
`15 July 2013, at
KBS Building 10.45 p.m
“Berhenti membohongi perasaanmu, Oppa….”
Seorang yeoja tak ku kenal berkata kepadaku dengan lantang saat aku selesai
syuting Happy Together. Aku hanya
menatap yeoja itu bingung. Entahlah, aku sama sekali tidak mengerti dengan
perkataannya.
“Sungguh, aku sangat tidak suka
melihatmu seperti itu oppa, seperti bukan dirimu sendiri.” Lagi- lagi aku
tertegun dengan perkataan yeoja itu. Matanya berkilat-kilat sedih menatapku.
“Apa maksudmu? Kau siapa?” aku
tersadar dari rasa tertegunku. Diam. Beberapa detik dia hanya diam. Menatapku
lekat seperti tepat pada bola mata. Mata itu…mengingatkanku pada seseorang.
Tersadar akan tatapanku yang juga menatapnya lekat, dia menundukkan kepalanya.
“Mianhae…sepertinya aku bertindak
diluar batas.” Ucapnya. Mulutku kelu untuk mengatakan sesuatu. Dia membalikkan
badannya dan beranjak pergi.
“K-Kau!! Siapanya??” pertanyaan bodoh
yang keluar dari mulutku. Apa benar yeoja itu berhubungan dengan Dia. Ya,
seseorang yang ku kenal. Apa hubungan mereka. Yeoja itu berhenti sejenak. Dia
berbalik. Seulas senyum mengembang dari wajahnya. Tak lama kemudian dia
berbalik dan segera pergi menjauh. Benar. Yeoja itu mengenalnya. Aku berdiri kaku menatap
kepergiannya. Apa yang dia katakan padaku berputa-putar di otakku.
“Waeyo, Hyung? Nuguya?” seorang namja
menepuk pundakku mengembalikan kesadaranku.
“Eoh!? Henry-a…ka!” bukannya menjawab
aku malah mengatakan hal yang lain. Henry menatapku bingung, tapi aku tahu dia
tidak mau ambil pusing dan hanya mengikutiku dari belakang.
규현, >>>SILENT<<<
Hanya ada keheningan dalam perjalanan
itu. Henry. Salah satu yang ada didalam mobil tersebut hanya menatap khawatir
pada hyung kesayangannya itu. “Hyung, gwenchanayo?” Pertanyaannya tak mendapat
respon sama sekali. Sepersekian detik bunyi ponsel memecah kehaningan dari
mereka. Henry, meraih ponselnya seraya menjawab panggilan tersebut tanpa
melihat caller ID dari sang penelpon.
“Yeoboseyo?” alisnya mengernyit
mendengan pekikan penelpon, sepintas dia menatap layar ponselnya.
‘EunHyuk-Hyung’. Dihembuskannya nafas jengah.
“Waeyo, Hyung?” Henry mendengarkan
dengan seksama apa yang di ucapkan oleh Eunhyuk. Sekilas melirik orang yang ada
di sampingnya. Masih melamun.
“Eoh? Mungkin tak mendengar.” Henry
agak bingung mengatakannya.
“Ne…arra…arrayo….” Ucapnya lagi dan
panggilan pun berakhir.
Perjalanan itu terasa hening.
Entahlah, terasa canggung bagi Henry. Beberapa menit telah berlalu, mobil
mereka sudah ada di depan apartement mereka namun namja itu tak bergeming
sedikitpun. Mau tidak mau Henry harus menyadarkan namja tersebut dari
lamunannya.
“Kyuhyun-Hyung!” Henry menepuk
pundaknya. Si empunya terlonjak kaget akan hal itu. Henry menatapnya cemas.
“Eoh!? Sudah sampai?” Pertanyaan bodoh
yang keluar dari mulutnya membuat Henry berdecak kesal. Selama dalam perjalanan
mereka namja itu hanya diam, melamunkan sesuatu yang sama sekali tidak dia
ketahui. Kyuhyun keluar dari mobil tanpa menghiraukan eksperesi Henry yang
menatapnya khawatir.
“Hyung!!” suara Henry agak meninggi.
Kyuhyun yang berjalan mendahuluinya menghentikan langkah dan berbalik
menatapnya. Tatapan sendu itu… Ah! Henry sudah mengetahui penyebabnya.
“Waeyo?” Tanya Kyuhyun dengan senyum
yang memaksa. Henry berjalan mendekati Kyuhyun, menatap cemas hyungnya.
“Berhenti menyembunyikannya, Hyung!” Kyuhyun
diam. Hanya tatapan datar yang dapat Henry lihat dari wajah hyungnya itu.
“Berhenti membohongi perasaanmu…kau
menyakiti dirimu sendiri” Kyuhyun tertegun untuk perkataan Henry yang kedua.
Bagaikan dejavu yang terjadi padanya saat ini. Menatap mata Henry lekat. Apa
yang dikatakannya sama dengan yang dikatakan yeoja yang menemuinya tadi.
“Apa yang kau pikirkan, sepanjang
perjalanan hanya diam saja.” Kyuhyun masih diam, seperti tak ada niatan untuk
menjawab.
“Eunhyuk Hyung tadi menghubungimu, tapi
katanya kau tidak mengangkatnya. Apa ada masalah?” tanya Henry kembali. Tapi
Kyuhyun tak menjawab sama sekali. Terlihat keraguan di wajahnya saat ini.
“Anhi, jika Hyung belum siap
menceritakannya, tak apa, lain kali aku akan mendengarkan keluh kesahmu Hyung.
Ka!! Besok kita harus siap-siap untuk ke Singapura, kau pasti lelah,
istirahatlah.” Ucap Henry bijak. Dia melangkahkan kakinya mendahului Kyuhyun.
Sungguh…jika seperti ini, Henry malah merasa dialah Hyung dari Kyuhyun. Tepat
di depan pintu apartemen mereka, di saat Henry hendak membuka pintu pembatas
itu, perkataan Kyuhyun menghentikannya.
“Aku tidak tahu harus berbuat apa,
tapi jalan inilah yang ku pilih, bahkan…mengenai perasaan.” Perkataan Kyuhyun
menggantung. Henry menolehkan wajahnya menatap Kyuhyun. Sebersit senyum terukir
di wajahnya. Dia tahu, Hyungnya kembali diselimuti rasa bersalah pada
seseorang. Dan dia tahu siapa orang itu.
“Ck! Sebegitu jelasnyakah perasaanku
terlihat di mata mereka?” ucap Kyuhyun hampir seperti gumaman. Henry hampir tergelak
akan ucapan Hyungnya tersebut jika tidak mengingat situasi.
‘Emm, memang benar, kau tidak dapat
menutupinya Hyung’batin Henry.
“Bukankah itu keputusanmu” ucap Henry
setelah mampu mengendalikan dirinya.
“Emm, kau benar.” Lirih Kyuhyun.
“Jadi, jangan menyesalinya. Meskipun
aku kurang setuju dengan pilihanmu itu.” Ucap Henry. Kyuhyun diam. “Kau
menggantungkan Dia.” Lanjutnya.
“Aku tahu itu.” Kyuhyun membenarkan.
“Kau tak pandai menyembunyikannya dan
terlalu berlebihan jika dihadapan umum. Kau tahu, Dia mengetahui itu.”
Perkataan Henry tak Kyuhyun mengerti.
“Maksudku, dia mengetahui perasaanmu.”
Ucap Henry kemudian seraya tatapannya menjelajah kesekitar, menatap lingkungan
apartemen mereka yang telah sepi. Didepan pintu, Henry duduk selonjor yang
dikuti oleh Kyuhyun, menghiraukan rasa dingin yang hinggap di tubuh mereka.
Mantel yang mereka kenakan tak cukup menghangatkan tubuh mereka yang kian lama
rasanya makin membeku.
“Emm” suara tenggorokan Kyuhyun
disertai dengan anggukan itu membenarkan. Dia tidak bodoh, dia juga tahu itu.
Bahkan mereka seringkali mengutarakan perasaan satu sama lain. Seolah itu hanya
perasaan singkat yang tak berarti apa-apa.
Henry menatapnya kaget. Mereka, apa
yang dipikirkan keduanya? Huh, jadi mereka mengetahuinya satu sama lain.
“Acara hari ini, aku merasa kau
terlalu berlebihan, Hyung. Terlebih kau hampir dalam satu tahun ini banyak
menyatakan kekagumanmu terhadap wanita yang berbeda-beda.” Ucap Henry. “Huh,
itu tidak akan berarti dan berpengaruh besar pada kalian, hanya akan menjadi
berita lewat yang akan lenyap beberapa hari kemudiannya.” Henry merengut
sehingga membuat Kyuhyun mengeluarkan seringaiannya.
“jinjjayo?? Apakah begitu?? Sebegitu
kuatnyakah ikatan yang ada pada kami” pertanyaan bodoh yang membuatnya tertegun
akan ucapannya sendiri. Senyuman itu memudar.
“Emm…begitulah.” Henry membenarkan. “Mungkin
itu akan membekas di pikirannya. Tapi kau juga beruntung mempunyai fans yang
sangat mempercayaimu. Meyakini itu hanyalah tuntutan skrip. Semoga saja Dia
seperti fans-mu.” Lanjutnya. Kyuhyun masih diam.
“Tak perlu dipikirkan terlalu serius.
Dia pasti mengerti. Aku tahu kau menyukai Girls Grup itu, tapi bukan perasaan
yang lebih yang sama seperti Dia. Hanya sebatas suka sebagai fans.” Ucap Henry
seraya berdiri ingin beranjak memasuki apartemen. Dia tidak dapat lagi menahan
rasa dingin yang mendera tubuhnya.
“Yeoja yang menemuiku tadi…dia
memperingatkanku persis seperti apa yang kau ucapkan.” Henry menautkan kedua
alisnya.
“Dia seperti mengetahui semuanya.”
Lanjut Kyuhyun. Henry tersenyum.
“Bukankah tadi aku sudah
mengatakannya? Itu sangat jelas, Hyung. Kau tak pandai menyembunyikannya.” Ucap
Henry menatap Kyuhyun yang masih duduk berselonjor.
Kyuhyun mendongak menatap Henry yang
sudah berdiri disampingnya.
“Ka!! Masuk. Bisa-bisa kita menjadi
beku terlalu lama berada di sini.” Ucap Henry. Kyuhyun tersenyum seraya berdiri
mengikuti Henry memasuki apartemen. Sepi. Mungkin yang lain sudah pulas
tertidur mengingat jam sudah hampir menunjukkan tengah malam. Kyuhyun memasuki
kamarnya yang diikuti oleh Henry. Sepertinya Henry memutuskan untuk tidur
bersama Kyuhyun. Kyuhyun merebahkan badannya ditempat tidur. Henry memendang
jengah Hyungnya tersebut. Dia masih memikirkannya, pikir Henry. Matanya beralih
menatap barang-barang yang dia bawa tadi dan membereskannya secepat mungkin.
Kembali dia melirik Kyuhyun. Masih dalam posisi seperti tadi.
“Ahh, aku kekamar mandi dulu.” Ucap
Henry. Kyuhyun menatap kepergian Henry yang keluar dari kamar. Lama dia
termenung menatap pintu yang melenyapkan sosok Henry tadi hingga bunyi ponsel
membuyarkan lamunannya. Lagi-lagi dia melamun. Ditatapnya lekat ponsel itu. Dia
mengerjap-ngerjapkan matanya seolah tak percaya. Menatap takjup pada ID yang
tertera pada pesan singkat ponselnya.
_Bagaimana syutingmu hari ini oppa?
Apakah berjalan lancar. Capatlah istirahat, bukankah dalam waktu dekat ini
kalian akan ke Singapura. Jadi, jaga kesehatanmu. Dari dongsaengmu yang cantik
– SeoHyun ^^_
Kyuhyun berdecak membaca pesan
tersebut. “Kenapa sekarang dia jadi narsis seperti ini.” tanpa pikir panjang,
Kyuhyun membalas pesan tersebut.
_Ne…gomawoyo Hyunnie…Kau juga
istirahatlah, sudah hampir tengah malam. Jaga kesehatan. Tidur Yang nyenyak
ne…^^_ >>>SENT 서현
Kyuhyun (규현), >>>SILENT<<<
“Kesekian kalinya, aku benar-benar tak dapat lepas darinya. Berawal
dari mengaguminya, hingga rasa itu berkembang tak terkendali. Ini tidak salah,
tapi keadaanlah yang tak memberi kesempatan. Untuk masa yang akan datang,
bolehkah aku berharap aku dan dia di pertemukan kembali?”
=서현=
Seohyun (서현) Side, >>>SILENT<<<
`15 July 2013, at Lotte World 9.15 a.m
Yeoja itu
tersenyum cerah, mendapati hari kebebasannya saat ini. Dimana yeoja itu selama
ini hanya melakukan kegiatan yang begitu sangat menguras tenaga dan pikiran.
Rasa penat yang menghinggapinya berangsur hilang ketika dia dapat melakukan
berbagai hal yang selama ini selalu dia impikan.
Senyum itu
terus terkembang diwajahnya yang ayu. Meskipun paras ayunya itu tak dapat
terlihat begitu jelas yang dikarenakan matanya yang tertutup dengan kacamata hitam
dan rambut lurusnya itu diikat kuncir yang disertai topi yang melindunginya.
Berharap tak seorangpun mengenalinya. Seorang Idol star yang begitu terkenal.
Sesekali dia menghirup napas panjang, menengadah ke langit menikmati
kebebasannya.
“Oppa… apa yang
kau kerjakan sekarang?” Dia menerawang kedepan. Matanya
menangkap sebuah kedai penjual es krim milik ajhumma-ajhumma. Senyum simpul
tergambar diwajahnya, langkahnya beraturan menuju kedai tersebut.
“Ajhumma…beri aku
es krim rasa coklat.” Pintanya. Wanita paru baya pemilik
kedai es krim itu tersenyum mendapatinya.
“ini, agasshi...” Ucap Ajhumma tersebut seraya
menyerahkan es krimnya. Senyum simpul terlihat di wajah wanita paru baya
tersebut manakala tangannya meraih uang yang Yeoja itu berikan. “gomawoyo agasshi…” ucapnya sambil membungkuk sebelum
yeoja itu beranjak pergi.
Senyum
mengembang di wajah yeoja itu yang di iringi dengan senandung dari mulutnya,
melangkah kesebuah kursi umum yang tak berpenghuni untuk menikmati es krim yang
di belinya tadi.
“Hah…Seandainya
aku selalu dapat melakukan hal ini.” harapnya
seraya menyodorkan sendok es krim ke mulutnya.
“Eonnie… Hyun
Eonnie… kaukah itu?” seorang yeoja menyapnya. Apa dia
mengenalinya? Ataukah yeoja itu fans-nya? Hyun? Itukan memang dia.
“Aku seorang ELF” ucapnya kemudian. Yeoja tersebut yang
tidak lain adalah SeoHyun menatap takut pada yeoja yang menyapanya tersebut.
Mengingat sekian banyak ELF yang membenci Dia dan Eonnie_deulnya.
“Nuguhasaeyo?” tanya Seohyun agak waswas. Menatap
yeoja tersebut penasaran.
Dia
memberikan sebuah foto kepada Seohyun. Foto seorang namja yang sangat
dikenalinya. Cho Kyuhyun. Seohyun menatapnya bingung. Tapi itu berbanding
terbalik dengan yeoja tersebut yang ternyata sudah duduk di sampingnya dengan
raut wajah yang begitu gembira.
“Jiwoon-imnida. Jangan takut dan
terkejut. Aku tidak akan menyakiti Eonnie.” Ucapnya
yang membuat Seohyun menolehkan kepalanya menatap Yeoja tersebut. Dia
mengatahui akan rasa gelisah dan takut SeoHyun ternyata.
“Eonnie sendirian saja?” tanya Jiwoon kemudian yang di jawab
hanya dengan anggukan kepala. “kenapa
tidak bersama Eonnie_deul yang lainnya saja? Apa mereka juga sibuk seperti Hyun
oppa?”lanjutnya. Seohyun menatap tak
mengerti, meminta penjelasan. Namun mata Jiwoon malah menatap foto yang ada di
tangan SeoHyun. Seohyun membelalakkan matanya setelah menyadari akan ucapan
Jiwoon.
“Hyun Oppa? Nuguya?” Seohyun bertanya sok tak mengerti.
Jiwoon tak menjawab. Tersenyum mengejek. Dia tahu Seohyun mengetahui maksud
darinya.
“Oya Eonnie… kapan Oppa_deul comeback ya… aku sangat menunggu-nunggu kembalinya
mereka.” ucap Jiwoon antusias. Alis Seohyun
bertautan.
“Huhh… apa lagi
kalau mereka kembali seperti dulu. Kalau untuk Hankyung Oppa sih, aku tidak
yakin pastinya, hanya berharap kalau mereka bertemu di lingkungan publik
setidaknya mereka saling bertegur sapa menyatakan bahwa mereka masih saling
berhubungan, tapi sebenarnya apa yang dilakukan KiBum Oppa? Apa dia melupakan
kami?” Jiwoon makin bersemangat. Sedari tadi
hanya dia yang bicara panjang lebar, sedang Seohyun hanya menatapnya takjub.
Satu pernyataan yang sangat dia yakini. Gadis yang ada di sampingnya ini
benar-benar menggilai Sunbae_nimnya. Dia benar-benar seorang ELF.
“Jadi… kamu
benar-benar seorang ELF?” Seohyun bertanya meyakinkan, seolah
tak percaya. Jiwoon mengangguk mantap menjawab pertanyaan Seohyun.
“Ahh… lebih
tepatnya ELF dengan bias Kyuhyun Oppa. Dan itu artinya aku SparKyu.” Jelasnya lebih. Nama itu membuat
Seohyun tertegun. Seorang fans dari Cho Kyuhyun duduk disampingnya. ‘Oh God! Apa ini’ batin Seohyun. Dia benar-benar tidak
akan menyakitinya kan? Ekor mata Seohyun sedikit melirik kearah Jiwoon seraya
memberi jarak pada posisi duduk mereka. Jiwoon tersenyum kecil.
“Eonnie!!!” pekik Jiwoon membuat Seohyun kaget
bukan main, yang membuatnya tergelak akan ekspresi kaget Seohyun. “Kau takut padaku?”putus Jiwoon akan ekspresi Seohyun
tadi. “Bukankah aku sudah bilang aku tidak
akan menyakiti Eonnie.” Seohyun tersenyum kikuk.
“Tak perlu takut, aku seorang WiRe’s.” ungkap
Jiwoon. WiRe’s. Apa itu? Seohyun bertanya-tanya
pada dirinya sendiri. “WiRe’s adalah
sebuah perkelompokan yang menyukai kalian berdua.” Jelas
Jiwoon.
“Berdua?” bingung
SeoHyun.
“Ya… berdua.” Seohyun makin di buat tidak mengerti
dengan penjelasan Jiwoon.
“Jadi… apa
maksud dari ucapanmu?” tanya Seohyun kembali. Jiwoon
tersenyum bahagia menatap Seohyun.
“Itu artinya aku juga menyukai Eonnie… merestui Eonnie dan Hyun Oppa.” Jiwoon makin tersenyum lebar seraya
memegang tangan Seohyun erat. Seohyun tersenyum kikuk kembali. Merasa canggung
akan situasinya.
“Senangnya… bisa bertemu dengan Eonnie di sini.” Ungkap Jiwoon. Seohyun menatap Jiwoon
lekat. Jadi… ada sebuah perkumpulan seperti itu?
Perkumpulan yang mendukung mereka.
서현, >>>SILENT<<<
`15 July 2013, at SNSD’s Dorm 11.05 p.m
Seohyun
menghempaskan tubuhnya diatas kasur. Merasa lelah setelah seharian
berjalan-jalan. Beberapa jam lalu dia habiskan bersama orang yang baru dia
kenal. JiWoon. Anak itu begitu antusias menemaninya jalan-jalan. Perjalanan
yang sangat menyenangkan. Tapi hanya beberapa jam dia dapat menemani Seohyun
karena dia ada keperluan mendadak.
Seohyun
menatap jam yang tergeletak di nakas meja. Sudah menjelang tengah malam.
Benar-benar gila. Sepanjang hari dia hanya jalan-jalan. Sepeninggal Jiwoon,
Seohyun menghabiskan waktunya mengelilingi kota Seoul sendirian hingga sekitar
sejam yang lalu dia baru balik ke apartemennya. Untung tidak ada orang yang
begitu mengenalinya. Jikapun ada, sebisa mungkin dia menghindarinya. Menikmati
pertualangannya sepanjang hari ini. Ya… Setidaknya
dia merasa aman.
Tangan
Seohyun meraih sebuah ponsel dalam sakunya. Menatap bimbang pada ponsel
tersebut untuk melakukan satu hal, namun tak urung dia lakukan. Sejenak dia
menatap orang yang ada di sampingnya. Hyoyeon. Pulas sekali tidurnya. Sama sekali
tidak terganggu dengan gerakan-gerakan Seohyun yang tak jelas karena merasa
gelisah di atas kasur. Seohyun bangkit dari berbaringnya, duduk tegap
menjulurkan kakinya kelantai seraya mengetik sebuah pesan pada layar datar yang
ada pada genggamannya.
_Bagaimana syutingmu hari ini oppa?
Apakah berjalan lancar. Capatlah istirahat, bukankah dalam waktu dekat ini
kalian akan ke Singapura. Jadi, jaga kesehatanmu. Dari dongsaengmu yang cantik
– SeoHyun ^^_ >>>SENT 규현
Setelah pesan terkirim, Seohyun
bangkit berdiri melangkah menuju kamar mandi.
서현, >>>SILENT<<<
`15 July 2013, at SNSD’s Dorm 11.40 p.m
_Ne…gomawoyo Hyunnie…Kau juga
istirahatlah, sudah hampir tengah malam. Jaga kesehatan. Tidur Yang nyenyak
ne…^^_
Seohyun tersenyum kecil saat membaca
pesan balasan dari Kyuhyun tersebut dan seraya merebahkan tubuhnya kekasur
setelah beberapa menit tadi dia pergi ke kamar mandi. Biarlah semuanya mengalir
seperti air, dia akan menikmati keadaannya ini.
서현, >>>SILENT<<<